Pernah mendengar lari maraton kan? Iya benar, lari maraton adalah lari dengan jarak sejauh 42,195 km.
Membayangkan harus berlari sejauh itu saja sudah capek duluan, bagaimana menjalaninya ya?
Hmmm... kurang lebih sama seperti saat menjalani hidup. Membayangkan masalah, dan berapa lama harus bertarung melawan masalah itu saja sudah membuat Anda lelah. Inginnya sih semua masalah lekas selesai dan Anda menjadi pemenangnya. Tetapi, bagaimana masalah bisa tuntas kalau menjalaninya saja belum. Bagaimana bisa mencapai final, kalau larinya saja belum?
Agar tak terasa berat, sebuah pelajaran hidup dari lari maraton ini mungkin bisa menjadi sebuah pedoman bagi kita...
Aku akan mulai berlari,
saat kudengar suara pistol ditembakkan.
Aku akan mulai berlari,
kurang lebih 5 mil jauhnya.
Merasa baik-baik saja,
Aku akan tetap berlari,
hingga jarak 10 mil dapat terlewati.
Dan sampai di jarak 10 mil nanti,
Aku akan berkata,
"Ah, tinggal tiga mil lagi."
Sampai di jarak 13,1 mil,
yang aku tahu aku harus mencapai jarak 15 mil.
Dan saat jarak 15 mil terlampaui,
Aku akan berkata,
"Kamu hampir mencapai 20 mil, jangan pernah berhenti."
Di jarak 20 mil,
Aku akan berkata,
"Cepat, jangan berhenti... berlarilah pulang"
Seperti diterjemahkan dari puisi Strategy for a Marathon, Marnie Mueller
Sehingga demikianlah, saat semua perjuangan terasa berat. Yang perlu Anda lakukan adalah tetap berlari, dan menyemangati diri bahwa tujuan Anda sudah dekat. Sedikit lagi, dan sedikit lagi, piala kemenangan itu akan ada di tangan Anda.
vemale.com
0 Response to "Pelajaran Hidup Dari Lari Maraton"
Post a Comment